Invalid Date
Dilihat 1.039 kali
Pemalang - Jangan berprasangka dulu gegara membaca judul di atas. Sebab, Cawet adalah nama sebuah desa di Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Bagaimana ceritanya desa itu bisa bernama Cawet, dan pesona apa saja yang ada di dalamnya? Simak catatan perjalanan detikJateng kali ini.
Desa Cawet berada di kawasan perbukitan berketinggian 250-600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Cawet diapit Bukit Igir Jahe dan Bukit Bulu. Tak heran jika di Cawet ini hawanya selalu sejuk. Cawet juga diapit dua sungai besar, yaitu Kali Keruh (berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan) dan Kali Polaga.
Dari pusat kota Pemalang, Cawet jaraknya sekitar 50 km. Cawet terdiri dari lima dusun yakni Kaliduren, Karangsempu, Kramat, Sipedang, dan Watugajah. Jumlah penduduknya 3.539 jiwa, dipimpin oleh Taufik Saleh, kepala desa ke-18 di Cawet. Semasa kampanye Pilkades 2018 lalu, Taufik Shaleh jadi viral di media sosial karena mengusung tagline, 'Cawetku, Cawetmu, dan Cawet Kita Semua'. Selain dikaruniai panorama perbukitan yang indah, Desa Cawet juga tampak masih alami. Lantas, kenapa desa yang begitu asri ini bernama Cawet?
Asal Nama Cawet
Menurut Kepala Seksi Pemerintah Desa Cawet, Riswanto, ada dua versi sejarah lisan alias cerita turun-temurun di balik nama Cawet ini. "Versi pertama memang berhubungan dengan cawet atau celana dalam. Nama cawet diambil dari kata cawing dan tali. Cawing artinya kain penutup (kemaluan) dan tali merupakan pengikat celana," kata Riswanto.
Riswanto mengatakan, zaman dulu warga desa ini kebingungan memilih sesepuh yang akan dijadikan kepala desa. Kemudian, datanglah Adipati Pemalang, Adipati Reksodiningrat (Kanjeng Pontang) pada tahun 1825. "Saat itu beliau datang untuk menyelesaikan masalah soal siapa yang akan menjadi pemimpin desa. Dalam perjalanan, ia melihat sesepuh warga sedang tandur (menanam) di sawah," jelas Riswanto.
Kemudian, Adipati langsung menunjuk lelaki sepuh yang dianggap bijaksana itu untuk memimpin desa. Saat ditunjuk jadi lurah, sesepuh itu hanya mengenakan cawing tali (kain penutup kemaluan yang diberi tali). Sehingga dia disebut Ki Lurah Cawing Tali yang menjabat pada kurun 1825-1847."Cawing Tali nama lurahnya, kemudian desanya disebut dengan singkatan Cawet, dari kata cawing dan tali," ungkapnya.
Sedangkan versi kedua terkait dengan melimpahnya sumber mata air di desa itu. Cawet berasal dari kata cai yang artinya air dan awet yang artinya tidak pernah habis atau abadi. Sehingga, desa itu dinamai Cai Awet. "Cai Awet itu dari kata cai dan awet, air yang tidak pernah habis. Namun karena pengucapan lidah kita jadi Cawet," kata Taufik Shaleh, Kepala Desa Cawet.
Bagikan:
Desa Cawet
Kecamatan Watukumpul
Kabupaten Pemalang
Provinsi Jawa Tengah
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini